 |
| Barcode yang dipasang di rumah warga. Kanan untuk input jimpitan, kiri untuk melihat rekapan |
Pada mekanisme baru ini, setiap rumah di RT 6 telah dilengkapi dengan barcode unik yang mewakili identitas pemilik rumah. Saat ronda malam, petugas tinggal memindai barcode tersebut menggunakan perangkat smartphone atau tablet yang telah disediakan. Setelah barcode terbaca, mereka langsung memasukkan nominal uang jimpitan yang disediakan oleh warga.
Ketua RT 6, Erwan, mengungkapkan bahwa inovasi ini mulai diterapkan sejak kepengurusan lalu. “Kami melihat teknologi ini sangat membantu dalam meminimalisir kesalahan perekapan. Dulu, semua dilakukan manual dan sering kali ada laporan yang kurang akurat. Dengan sistem barcode ini, semua data langsung tersimpan secara digital,” ujarnya.
Salah satu peronda, Wiluyo, juga menyampaikan pengalamannya. “Dulu, kami harus mencatat nominal jimpitan di kertas yang ditempel di rumah warga. Sekarang, semuanya tinggal klik. Waktu ronda jadi lebih efisien, dan data langsung masuk ke sistem,” tuturnya.
Sistem ini juga dilengkapi fitur rekap otomatis yang memungkinkan ketua RT memantau hasil jimpitan setiap hari. Setiap akhir bulan, laporan keuangan dapat diunduh dalam format digital untuk dipaparkan kepada warga. Hal ini meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap pengelolaan dana bersama.
Warga pun merespons positif inovasi ini. Kuat, salah satu warga, mengatakan, “Saya merasa lebih nyaman karena sistem ini jelas dan mudah dipantau. Kami juga bisa meminta laporan jika diperlukan.”
Inovasi teknologi seperti ini menjadi contoh bagaimana sistem tradisional dapat diselaraskan dengan teknologi modern untuk menciptakan efisiensi dan akuntabilitas dalam pengelolaan masyarakat. Diharapkan, sistem ini dapat menjadi inspirasi bagi RT lain di wilayah Trihanggo.