Warga Padukuhan Bedog menggelar tradisi Nyadran pada Ahad (23/2/2025), yang diikuti oleh seluruh warga, termasuk dari RT 2, 3, 4, 5, dan 6. Acara berlangsung di jalan sekitaran makam dan dimulai pukul 08.00 WIB hingga selesai pada pukul 10.00 WIB.
Nyadran merupakan tradisi adat yang diawali dengan doa bersama sebagai bentuk penghormatan kepada leluhur, kemudian dilanjutkan dengan makan bersama. Setiap warga yang hadir membawa satu nasi kotak plus satu sebagai bagian dari tradisi berbagi dalam kebersamaan.
Ketua RT 6, Erwan, menyampaikan bahwa acara ini menjadi momentum penting bagi warga untuk mempererat tali silaturahmi sekaligus melestarikan tradisi yang telah turun-temurun dilakukan. “Sangat bersyukur bisa tetap menjalankan tradisi ini. Selain sebagai bentuk penghormatan kepada leluhur, Nyadran juga menjadi ajang memperkuat rasa kebersamaan antarwarga.” ujar Erwan.
Salah satu warga RT 6, Suharto, menambahkan bahwa tradisi ini selalu dinantikan karena selain memiliki nilai spiritual, juga menjadi sarana berkumpul dan berbagi antarwarga. “Setiap tahun kami selalu menantikan Nyadran. Momen ini bukan sekadar tradisi, tetapi juga mempererat hubungan sosial di antara warga.” ungkap Suharto.
Dengan berlangsungnya acara ini, warga berharap tradisi Nyadran akan terus dilestarikan oleh generasi selanjutnya sebagai bagian dari kearifan lokal dan bentuk penghormatan kepada leluhur.