Seragam berwarna gelap dengan logo kecil di dada dan tulisan tagline di bagian belakang langsung dipakai oleh para bapak-bapak ronda malam itu. Antusiasme pun terlihat jelas dari wajah para lik-lik yang hadir, seperti Lik Timan, Lik Nar, Lik Nardi, Lik Iksan, Lik Was, Lik Rus, dan Lik Urip.
Lik Timan, sang penggagas ide seragam ronda, menyampaikan alasannya, “Ronda itu bukan cuma soal jaga malam, tapi bentuk ibadah sosial juga. Dengan seragam ini semoga tambah semangat dan kompak.”
Tanggapan positif datang dari Lik Rus yang mengaku merasa lebih keren dan berwibawa saat mengenakan seragam. “Rasanya beda, lebih semangat aja. Apalagi ada tulisan ‘Ibadah Sosial’ itu bikin kita inget kalau ronda bukan sekadar kewajiban, tapi juga pengabdian buat lingkungan.”
Pak Fikri selaku tuan rumah malam itu turut bangga bisa menjadi tempat launching seragam pertama. Ia menyajikan hidangan sederhana sebagai bentuk syukur atas kekompakan warga, yang malam itu semakin terasa dengan seragam baru yang dikenakan bersama-sama.
Malam itu pun diwarnai dengan foto-foto bareng di depan rumah Pak Fikri, sambil menunjukkan tulisan “Ronda Itu Ibadah Sosial” dengan bangga.
Kegiatan ronda yang biasanya santai, kini terasa lebih terorganisir dan bermakna. Dengan adanya seragam ini, diharapkan semangat warga untuk menjaga keamanan lingkungan bisa terus terjaga, sekaligus mempererat tali silaturahmi antarwarga.