Suasana Selasa malam terasa beda. Ronda malam yang kali ini ketempatan di rumah Pak Fikri jadi ajang kumpul santai yang penuh canda, obrolan, dan tentu saja... bakso hangat!
Meski udara terasa dingin menusuk, para bapak-bapak tetap semangat datang. Yang hadir malam itu ada Lik Timan, Lik Nar, Lik Nardi, Lik Fikri sendiri sebagai tuan rumah, lalu ada juga Lik Iksan, Lik Rus, Lik Was dan Lik Urip. Ngobrol ngalor-ngidul ditemani semangkuk bakso kuah panas bikin suasana makin akrab.
Sambil duduk melingkar, obrolan pun mulai mengarah ke hal yang agak serius tapi tetap santai: soal sumber dana untuk RT. Beberapa ide sempat terlontar, mulai dari redors, Kamari, hingga kemungkinan kegiatan yang bisa menghasilkan dana bareng-bareng.
“Sebenernya ada banyak cara sih, tinggal kita mau gerak bareng atau nggak.” celetuk Lik Nar sambil menyeruput kuah bakso.
Lik Iksan ikut nimbrung, “Yang penting transparan aja, biar semua warga ngerasa ikut punya.”
Pak Fikri sebagai tuan rumah malam itu hanya tersenyum sambil ngasih tambahan bakso ke Lik Urip, “Yang penting kita kompak dulu, soal dana mah bisa dipikirin sambil jalan.”
Obrolan pun berlanjut sampai mendekati tengah malam. Meski topiknya sempat serius, suasana tetap cair dan penuh kehangatan. Ronda malam ini bukan cuma soal jaga kampung, tapi juga jadi momen kumpul yang bikin warga makin dekat satu sama lain.
Dan seperti biasa, sebelum bubar, sempat ada celetukan, “Minggu depan siapa ya yang ketempatan?” — diiringi tawa kecil dari para lik-lik ronda. Guyub terus, Ronda Selasa Malam!